Festival Gamad Berlangsung Semarak, Hidayat : Harus Berkelanjutan

Padang–Ratusan warga Kota Padang dimanjakan dengan lantunan lagu dan musik gamad, melalui Festival Gamad yang digelar di lapangan Kantor Camat Pauh, Sabtu malam (25/11).

Kesenian gamad yang dimainkan sejumlah group gamad pada Festival Gamad tersebut, tidak hanya berasal dari Padang saja. Tetapi juga berasal dari Bukittinggi, Payakumbuh dan Padang Panjang.

Festival Gamad yang digelar Dinas Kebudayaan Sumbar malam itu, merupakan sumbangsih dari pokok pikiran (pokir) Anggota DPRD Sumbar, Hidayat, yang dikenal cukup peduli dan konsen terhadap pelestarian nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.

Hidayat mengatakan, selama ini sebagai Anggota DPRD Sumbar dirinya sering berdiskusi dengan penggiat dan pecinta lagu dan musik gamad. Dari diskusi tersebut dirinya mencoba mengangkat Festival Gamad ini, agar kesenian gamad yang sempat hilang kembali semarak lagi.

“Kita ingin mengangkat festival ini untuk semarakkan kesenian gamad lagi. Kita ingin menggairahkan lagi musisi gamad yang pernah jaya di masanya,” ungkap Hidayat saat membuka Festival Gamad, Sabtu malam, (25/11).

Hidayat mengungkapkan, tidak semua orang bisa memainkan kesenian gamad. Kalau hanya sekadar menyanyikan lagu menggunakan gitar atau orgen itu gampang. “Tetapi kesenian gamad ada persyaratan skill tertentu dan ada nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya,” terangnya.

Hidayat menilai kesenian gamad juga melahirkan adanya perpaduan yang menyatukan nilai-nilai beberapa etnik dan negara. Sehingga kesenian gamad ini menjadi perekat keberagaman. Dengan nilai-nilai kesenian gamad tersebut, Hidayat berharap agar ada upaya pelestarian kesenian ini agar menjadi warisan budaya tak benda. Bahkan kalau perlu bisa perjuangan sampai menjadi warisan budaya UNESCO.

Hidayat juga berharap, Festival Gamad ini daat digelar setiap tahun dan periodik, sehingga ada kesempatan untuk proses mewariskan kepada generasi penerus atau muda. “Kalau hanya sekedar pokir, bisa hilang lagi tahun besok. Jadi harus berkelanjutan. Kita apreiasi Dinas Kebudayaan dan kurator yang terlibat dalam penyelenggaraan Festival Gamad ini,” ucapnya.

Hidayat juga mengungkapkan, musik berkembang menurut selera pasar. Yang menjadi pertanyaan, apakah gamad ini harus bertahan dengan pakem yang ada atau perlu beradaptasi dimodifikasi sesuai selera zaman? “Saya pikir sebuah seni dan kebudayaaan beratraksi berubah sesuai perkembangan zaman sangat dimungkinkan,” terangnya.

Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Ade Efdira, SS mengatakan, sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Kebudayaan yakni salah satunya pelestarian kebudayaan.

Hadirnya Festival Gamad ini sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaaan dan regenerasi. “Festival Gamad ini hadir untuk menjawab tantangan generasi muda yang tidak menyukai gamad. Kini sudah ada anak-anak muda ikut tampil pada Festival Gamad ini, ada yang dari Alumni UNP,” terangnya.

Setelah hadirnya Festival Gamad ini, langkah selanjutnya UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar akan menggelar pertunjukan seni budaya pada tahun 2024 nanti. “Di mana melalui pertunjukan nanti kita coba tampilkan kesenian gamad,” harapnya.(*)

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *